Cuaca adalah keadaan udara yang terjadi
pada waktu dan daerah tertentu yang relative sempit dan dalam waktu yang pendek
(Handi Yohandi : 2007.113). Cuaca itu terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan
jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja. Misalnya: pagi hari, siang
hari atau sore hari, dan keadaannya bisa berbedabeda untuk setiap tempat serta
setiap jamnya. Sifatnya adalah mudah berubah, berlaku untuk waktu yang terbatas
dan meliputi daerah yang sempit. Di Indonesia keadaan cuaca selalu diumumkan
untuk jangka waktu sekitar 24 jam melalui prakiraan cuaca hasil analisis Badan
Meteorologi dan Geofisika (BMG), Departemen Perhubungan. Untuk negara-negara
yang sudah maju perubahan cuaca sudah diumumkan setiap jam dan sangat akurat
(tepat). Contohnya cuaca di Ibu Kota Jakarta cerah, tidak berawan dan
temperaturnya 26o-30o C. Ilmu yang mempelajari cuaca
disebut meteorology.
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata
pada daerah yang luas dan dalam waktu yang lama pada beberapa puluh tahun
(Handi Yohandi : 2007.113). Iklim bersifat tetap, meliputi tempat yang luas dan
berlaku untuk waktu yang lama. Contohnya iklim Indonesia sejak dulu adalah
iklim tropik. Ilmu yang mempelajari iklim disebut klimatologi. Matahari adalah
kendali iklim yang sangat penting dan sumber energi di bumi yang menimbulkan
gerak udara dan arus laut. Kendali iklim yang lain, misalnya distribusi darat
dan air, tekanan tinggi dan rendah, massa udara, pegunungan, arus laut dan
badai.
A. Unsur-unsur Cuaca dan Iklim
Pada dasarnya, unsur cuaca dan iklim
adalah sama yaitu penyinaran matahari, suhu udara, kelembaban udara, tekanan
udara, angin, awan dan curah hujan.
1. Penyinaran
Matahari
Merupakan
unsur penting dalam cuaca dan iklim. Dengan adanya penyinaran matahari maka
akan mengubah suhu di permukaan bumi. Lama penyinaran antara satu tempat dengan
tempat yang lain di bumi tidak selalu sama. Permukaan bumi yang lama disinari
akan lebih panas daripada permukaan bumi yang hanya sebentar disinari.
2. Suhu
Udara
Adalah
keadaan panas atau dinginya udara. Alat untuk mengukur suhu udara adalah
thermometer, sedangkan keadaan suhu rata-rata selama hari disebut termograf.
Hasil catatan suhunya disebut termogram. Biasanya pengukuran dinyatakan dalam
skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu udara di muka bumi
menjadi naik karena mendapat energi panas dari pancaran sinar matahari. Energi
panas yang dipancarkan matahari ke permukaan bumi tidak seluruhnya diserap,
akan tetapi ada sebagian panas yang dipantulkan kembali atmosfer. Akibatnya
lapisan atmosfer menjadi panas. Panas dari permukaan bumi ini dirambatkan
secara berangsur-angsur dari lapisan bawah ke lapisan atasnya.
Suhu
udara tertinggi di muka bumi adalah di daerah tropis (sekitar ekuator) dan
makin besar lintang suhu udara akan terasa makin dingin, bahkan di daerah kutub
bisa mencapai beberapa derajat di bawah nol, makin dingin. Perbedaan suhu dari
satu tempat dengan tempat lainnya dipengaruhi oleh ketinggian tempat dan letak
lintang. Hal ini dapat kita buktikan bila mendaki gunung, suhu udara terasa
makin dingin jika ketinggian bertambah. Tiap kenaikan 100 m suhu udara akan
turun 0,6oC. Penurunan suhu semacam itu disebut gradient temperatur
vertikal atau laplase rate. Pada udara kering besar laplase rate adalah 1oC.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
tinggi rendahnya suhu udara suatu daerah adalah :
a. Lama
penyinaran matahari
b. Sudut
datang sinar matahari
c. Relief
permukaan bumi
d. Banyak
sedikitnya awan
e. Perbedaan
letang lintang
3. Kelembaban
udara
Adalah
kandungan uap air dalam udara. Alat untuk mengukur kelembaban udara disebut
higrometer. Kandungan uap air dalam udara dipengaruhi oleh temperatur masa
udara. Kemampuan udara dalam menampung uap air juga berubah-ubah bergantung
pada temperatur. Jika kandungan uap air melebihi kemampuan udara untuk
menampungnya (mengalami jenuh) akan terjadi kondensasi dalam bentuk titik-titik
air. Kelembaban udara dapat dinyatakan dengan 2 cara, yaitu:
a. Kelembaban
mutlak (absolut) adalah jumlah uap air dalam 1 meter kubik udara dan dinyatakan
dengan satuan gr/m3. Kelembaban mutlak tidak umum dipakai dalam
perhitungan karena dapat berubah-ubah akibat perubahan suhu.
b. Kelembaban
nisbi adalah perbandingan antara jumlah uap air di dalam udara dengan jumlah
uap air maksimum di dalam udara pada tekanan dan temperatur tertentu.
4. Angin
Angin
adalah udara yang bergerak dari daerah yang bertekanan udara tinggi (maksimum)
ke daerah yang bertekanan udara rendah (minimum). Perbedaan tekanan udara
disebabkan oleh perbedaan suhu udara.

Angin mempunyai
kecepatan yang bergantung pada beda tekanan udara antara dua tempat atau yang
disebut gardien barometric. Semakin
besar beda tekanannya, semakin besar pula kecepatannya. Alat pencatat arah dan
kecepatan angin adalah Anemometer.

Gambar
Anemometer
Daerah di
permukaan bumi yang memiliki tekanan udara rendah adalah di daerah khatulistiwa
karena selalu mendapat sinar matahari. Adapun daerah sub tropik, (30o
LS dan LU) merupakan daerah yang memiliki tekanan udara tinggi. Dengan adanya perbedaan
tekanan udara tersebut, maka angin bergerak dari daerah sub tropik ke daerah
khatulistiwa. Hal ini sesuai dengan Hukum
Buys Ballot:
“Angin
bertiup dari daerah bertekanan maksimum ke daerah bertekanan minimum, di daerah
selatan katulistiwa berbelok kaearah kiri dan di utara katulistiwa kea rah
kanan”
Selain daerah
khatulistiwa, daerah-daerah lain di permukaan bumi yang merupakan pusat tekanan
udara rendah adalah daerah lintang 60o baik di belahan bumi utara
ataupun selatan. Oleh karena itu, selain ke arah khatulistiwa, angin bergerak
dari daerah subtropik angin bergerak juga ke arah lintang 60o LU/LS.
Daerah kutub baik utara maupun selatan merupakan daerah salju abadi yang
kerapatan udaranya maksimum. Sehingga udara bergerak dari daerah kutub ke daerah
lintang 60oLU/LS. Arah gerakan angin tersebut selain dipengaruhi
oleh perbedaan tekanan, dipengaruhi juga oleh gerakan rotasi bumi yang
menghasilkan gaya coriolis dan gaya gesekan dengan permukaan bumi. Tekanan
udara di permukaan bumi berbeda-beda dan di daerah tertentu dapat berubah
secara dinamis. Perbedaan tekanan tersebut dapat menyebabkan terjadinya angin.
Oleh karena itu, angin juga sangat Beragam bergantung tempatnya.
Menurut
Drs. L. Iskandar angin menurut arah gerakannya, meliputi:
a. Gerakan
udara konveksi, yaitu gerakan udara
arah vertikal.
b. Gerakan
udara adveksi, yaitu gerakan udara mendatar atau hampir mendatar (horizontal).
c. Gerakan
udara turbulensi, yaitu gerakan udara dengan arah tidak menentu. Kalau gerakan
turbulensi vertikal maka terjadilah pergolakan siklus-siklus pendek.
Angin
menurut tempat terjadinya (angin lokal) terdiri dari:
a. Angin
laut dan angin darat
Angin laut adalah angin
yang bertiup dari laut menuju daratan pada siang hari. Karena pada siang hari
daratan lebih cepat menerima panas disbandingkan dengan lautan.Sedangkan Angin
darat adalah angin yang bertiup dari darat menuju laut pada malam hari. Dikarenakan
pada malam hari daratan lebih cepat melepas panas dibandingkan dengan lautan,
sehingga daratan bertekanan maksimum dan lautan bertekanan minimum.
|

b. Angin
lembah dan angin gunung
Angin lembah adalah
angin yang bertiup dari lembah ke lereng gunung pada siang hari. Angin gunung
adalah angin yang bertiup dari lereng gunung menuju lembah pada malam hari.

Gambar Angin
lembah dan angin gunung
c. Angin
orografik serta angin turun yang kering dan panas
Angin yang mula-mula
menaiki lereng gunung sampai ke puncak dan biasanya mengandung uap air, disebut
angin orografik. Angin yang naik ke
pegunungan (angin orografik) setelah sampai di puncak akan mengandung uap air
dan mengakibatkan kondensasi sehingga terbentuklah awan-awan di lereng gunung.
Awan tersebut dapat mengakibatkan hujan yang disebut hujan orografik. Setelah melewati puncak di lereng bersebelahan,
anginnya bersifat kering dan panas karena hanya sedikit sekali mengandung uap
air. Di lereng tersebut akan sangat sedikit turun hujan, sedangkan lereng yang
bersebelahan disebut daerah bayangan
hujan. Selain angin turun kering dan panas, ada pula angin turun kering,
tetapi dingin. Angin ini adalah angin panas, tetapi angin turun ini masih lebih
dingin daripada udara ditempat yang didatanginya. Oleh karena itu, angin
tersebut menjadi angin turun yang dingin.
d. Angin
musim (muson, monsoon)
Angin musim adalah
angin yang bertiup pada musim-musim tertentu dengan arah berlawanan setiap
setengah tahun. Daerah angin musim ialah pantai barat Mexico dan pantai Guinea.
e. Angin
siklon (cyclone) dan antisiklon (anticyclone)
Siklon (cyclone) ialah daerah depresi atau pusat
barometric minimum. Angin siklon ialah angin yang gerakannya berpusat menuju
pusat. Angin atisiklon ialah angin
yang gerakannya berputar meninggalkan pusat. Beberapa angin siklon tropis yang
terkenal di dunia adalah Tornado, Hurrican, Typhoon (Tai Fun), Why-Willies, dan
badai tropis (storm surge).
f. Angin
tetap
Secara gari besar, di
dunia ini ada 3 macam pola angin permukaan yang berupa angin tetap, yaitu:
1) Angin
pasat, yaitu pasat timur laut dan pasat tenggara di daerah tropic.
2) Angin
barat, di daerah lintang 40o LU/LS – 60o LU/LS
3) Angin
timur, di sekitar Kutub Utara dan Kutub Selatan (60o LU/LS – 90o
LU/LS)
4) Angin
di daerah Etesia, letaknya antara 30o LU – 40o LU dan 30o
LS – 40oLS
5. Tekanan
Udara
Udara
merupakan suatu zat berwujud gas dan mempunyai massa serta volume. Karena
memiliki massa dan terpengaruh gravitasi bumi, maka udara memiliki tekanan yang
disebut tekanan udara. Tekanan udara didefinisikan sebagai tekanan yang
diberikan udara setiap satuan luas bidang datar dari permukaan bumi sampai
batas atmosfer. Tekanan udara akan berubah seiring dengan semakin tingginya
suatu tempat dari permukaan laut. Makin tinggi suatu tempat makin rendah pula
kerapatan udaranya. Oleh karena itu, makin ke atas tekanan udara akan makin
rendah. Sebaliknya, makin rendah suatu tempat akan semakin tinggi tekanan
udaranya. Hal ini disebabkan udara yang berada pada bagian bawah akan ditekan
oleh udara bagian atasnya, sehingga semakin dekat ke permukaan bumi akan
semakin besar tekanan udaranya. Tekanan udara di suatu tempat dapat
berubah-ubah. Hal ini karena dipengaruhi oleh suhu udara. Pemanasan oleh
radiasi matahari dapat menyebabkan terjadinya pemuaian udara sehingga udara
akan menjadi lebih ringan. Akibatnya tekanan pada daerah tersebut akan lebih
rendah. Demikian pula sebaliknya, jika mengalami proses pendinginan akan
terjadi penyusutan sehingga tekanan udara akan lebih tinggi. Perbedaan tekanan
inilah yang akan mengakibatkan bergeraknya udara dari daerah yang bertekanan
tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Pergerakan udara inilah yang disebut
angin.
6. Awan
Awan
adalah kumpulan titik-titik air/kristal es di dalam udara yang terjadi karena
adanya kondensasi/sublimasi dari uap air yang terdapat dalam udara (Bambang
Nianto Mulyo, M.Ed dan Purwadi Suhandini, M.Si,2004:38). Awan yang menempel di
permukaan bumi disebut kabut.
a. Menurut
morfologinya (bentuknya)
Awan
dibedakan menjadi tiga jenis (Menurut Dengel dalam Nursid Sumaatmadja,
2008:7.17) ,yaitu:
1)
Awan Commulus yaitu
awan yang bentuknya bergumpal-gumpal
(bunar-bundar)
dan dasarnya horizontal.
2)
Awan Stratus yaitu
awan yang tipis dan tersebar luas sehingga dapatmenutupi langit secara merata.
Dalam arti khusus awan stratus adalah awan yang rendah dan luas.
3)
Awan Cirrus yaitu
awan yang berdiri sendiri yang halus dan
berserat, berbentuk seperti bulu burung. Sering terdapat kristal es tapi
tidak dapat menimbulkan hujan.
b. Berdasarkan
ketinggiannya
Awan
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1)
Awan tinggi (lebih dari
6000 m – 9000 m), karena tingginya selalu
terdiri
dari kristal-kristal es.
a) Cirrus (Ci) : awan tipis seperti bulu
burung.
b) Cirro stratus (Ci-St) : awan putih merata seperti tabir.
c) Cirro Cumulus
(Ci-Cu) : seperti sisik ikan.
2) Awan sedang(2000 m –
6000 m)
a) Alto Cumulus (A-Cu) : awan
bergumpal gumpal tebal
b) Alto Stratus (A-St) : awan
berlapis-lapis tebal
3) Awan rendah (di
bawah 200 m)
a) Strato Cumulus (St-Cu): awan yang tebal luas dan bergumpal-
gumpal
b) Stratus (St) : awan merata rendah dan berlapis-lapis
c) Nimbo
Stratus(No-St) : lapisan awan yang luas,
sebagian telah
merupakan hujan
4)
Awan yang terjadi
karena udara naik, terdapat pada ketinggian
500m – 1500 m
a) Cumulus (Cu) :
awan bergumpal-gumpal, dasarnya rata
b) Comulo Nimbus (Cu-Ni) : awan yang bergumpal gumpal luas dan
sebagian telah
merupakan hujan, sering terjadi angin rebut.
7. Curah
Hujan (Presipitasi)
Curah
hujan (presipitasi) adalah banyaknya air hujan atau kristal es yang jatuh ke
permukaan bumi. Curah hujan diukur dalam unit inci atau millimeter menggunakan
tolok hujan atau biasa disebut ombrometer.
Berdasarkan
proses terjadinya, hujan dibagi empat jenis, yaitu sebagai berikut:
a. Hujan
Konveksi
Adalah hujan yang
terjadi karena pemanasan sinar matahari pada massa udara sehingga gerakan udara
tersebut naik dan mengalami pengembunan dari awan kumulonimbus dan terjadi
hujan deras tetapi tidak berlangsung lama. Hujan konveksi disebut juga hujan
zenithal.
b. Hujan
orografis
Adalah hujan yang
terjadi karena gerakan udara yang menaiki lereng pegunungan dan mengalami
kondensasi. Udara yang telah mengalami kondensasi terebut membentuk awan yang
menimbulkan hujan.
c. Hujan
frontal
Terjadi karena tumbukan
antara udara panas dan udara dingin. Kemudian, udara panas naik dan terjadi
kondensasi sehingga menimbulkan hujan. Hujan front biasa terjadi pada Daerah
Konvergensi Antar Tropik (DKAT). Karena daerah tersebut merupakan daerah
pertemuan dua massa udara yang besar dan tebal, dan disebut hujan konvergensi.
B. Macam-macam Iklim
1.
Iklim Gurun Pasir
Di gurun pasir tidak ada vegetasi yang dapat
memantulkan panas matahari. Sebagian besar panas matahari diserap sehingga
gurun pasir menjadi sangat panas. Di malam hari, daratan kehilangan panas
dengan cepat dan gurun pasir menjadi sangat dingin.
2.
Iklim Daerah Perkotaan
Jalanan dan gedung-gedung di perkotaan menyerap
banyak panas matahari. Panas juga dilepaskan dari perumahan, pabrik, dan
kendaraan. Hal tersebut menyebabkan daerah perkotaan lebih panas dari pada
daerah pedesaan di sekitarnya. Udara panas yang naik di daerah perkotaan juga
meningkatkan ketebalan awan sehingga menyebabkan curah hujan yang lebih tinggi.
3.
Iklim Daratan
Daerah daratan yang luas, seperti Amerika Utara
dan Asia memiliki iklim yang lebih ekstrim dari pada daerah pantai.
Tempat-tempat seperti Canada dan Siberia menjadi panas sepanjang musim panas
namun menjadi sangat dingin di musim dingin, biasanya diselimuti salju dan es.
4.
Iklim Tropis
Daerah-daerah yang terletak di garis katulistiwa
menerima cahaya matahari dalam jumlah yang sama sepanjang tahun, sehingga tidak
memiliki musim panas dan dingin. Derah-daerah tersebut memiliki iklim tropis,
dengan curah hujan yang kurang lebih sama sepanjang tahun. Daerah yang terletak
lebih jauh ke arah utara atau selatan dari katulistiwa memiliki musim yang
lebih basah, dengan curah hujan yang lebih tinggi.
C.
Pengaruh
Cuaca dan Iklim dalam Kehidupan
iklim
mempunyai peranan yang besar terhadap kehidupan seperti dalam bidang pertanian,
transportasi atau perhubungan, telekomunikasi, dan pariwisata.
1. Bidang Pertanian
Manfaat iklim dalam
bidang pertanian diantaranya adalah sebagai berikut:
·
Menentukan waktu tanam
·
Menentukan tanaman yang
sesuai
Selain
itu cuaca dan iklim juga memiliki dampak bagi pertanian (SoerjadiWirjohamidjojo, 1993: 54) diantaranya:
·
Dampak secara langsung yaitu dampak
yang ditimbulkan oleh sesuatu unsur cuaca/iklim kepada kegiatan pertanian.
Dampak lansung tersebut ada yang dirasakan seketika, dan ada yang dirasakan
secara lambat.Misalnya curah hujan yang lebat atau terus menerus dapat
menimbulkan tanah longsor saat itu, angin kencang menimbulkan kerusakan batang
tanaman, dan adanya embun beku yang mengenai tanaman membuat daun dan batang
tanaman menjadi kering.Dampak langsung yang diraskan secara lambat adalah kadar
cuaca yang baru dirasakan setelah berkali-kali terjadi, misalnya tanah menjadi
lembap setelah beberapa hari turun hujan, tanah menjadi kering setelah beberapa
hari hujan makin berkurang.
·
Dampak tidak langsung
adalah dampak yang ditimbulkan oleh faktor lain tetapi faktor tersebut timbul
berkaitan dengan cuaca/iklim yang terjadi, sedangkan kadar cuaca/iklim yang
terjadi tersebut diperlukan bagi kegiatan pertanian pada waktu itu. Cuaca/iklim
tidak hanya diperlukan tanaman saja tetapi hama , penyakit, tumbuhan parasit
juga memerlukan cuaca/iklim. Sering terjadi bahwa kerusakan tanaman tidak
karena cuaca saat itu secara langsung , tetapi karena timbulnya hama, penyakit,
parasit yang justru hidup subur pada saat adanya cuaca yang dipelukan bagi
tanaman dan kegiatan pertanian waktu itu. Dengan demikian gangguan tidak timbul
dari cuaca, tetapi karena hama, penyakit, dan parasit yang hidup subur karena
didukung cuaca waktu itu.
2. Bidang
Transportasi
Faktor-faktor
cuaca dan iklim mempunyai peranan yang besar tehadap bidang transportasi.
Seperti cuaca, suhu, arah dan kecepatan angin, awan, dan kabut sangat
mempengaruhi kelancaran jalur penerbangan. Selain berpengaruh terhadap
penerbangan, faktor cuaca dan iklim berpengaruh pula terhadap transportasi
laut. Seperti arah dan kecepatan angin, tinggi gelombang, badai dan lain-lain.
3. Bidang
Telekomunikasi
Faktor
cuaca dan iklim berpengaruh pula terhadap bidang telekomunikasi. Seperti arus
angin dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar daerah dengan menggunakan
telepon angin.Pengaruh lain yaitu kondisi cuaca yang kurang baik dapat
mengganggu jaringan telekomunikasi. Misalnya saat kondisi hujan atau mendung
sinyal Handphone menjadi melemah.
4. Bidang
Pariwisata
Faktor
cuaca dan iklim berpengaruh pula terhadap bidang pariwisata. Seperti cuaca
cerah, banyak cahaya matahari, kecepatan angin, udara sejuk, kering, panas, dan
sebagainya sangat mempengarui terhadap pelaksanaan wisata, baik wisata darat
maupun laut.
D.
Pengaruh
Iklim
global
serta penanggulangannya
Iklim
di dunia selalu berubah, baik menurut ruang maupun waktu. Perubahan iklim ini
dapat dibedakan berdasarkan wilayahnya (ruang), yaitu perubahan iklim secara
lokal dan global. Berdasarkan waktu, iklim dapat berubah dalam bentuk siklus,
baik harian, musiman, tahunan, maupun puluhan tahun. Perubahan iklim adalah
perubahan unsur-unsur iklim yang mempunyai kecenderungan naik atau turun secara
nyata. Perubahan iklim yang diperkirakan
akan menyertai pemanasan global adalah sebagai berikut:
a. Mencairnya bongkahan es di kutub
sehingga permukaan laut naik.
b. Air laut naik maka akan
menenggelamkan pulau dan menghalangi mengalirnya air sungai ke laut yang
menimbulkan banjir di dataran rendah kalau di Indonesia seperti pantai utara
Pulau Jawa, dataran rendah Sumatera bagian timur, Kalimantan bagian selatan,
dan lain-lain.
c. Yang paling mencemaskan adalah
berubahnya iklim sehingga berdampak buruk pada pola pertanian Indonesia yang
mengandalkan makanan pokok beras pada pertanian sawah yang bergantung pada musim
hujan. Suhu bumi yang panas menyebabkan mengeringnya air permukaan sehingga air
menjadi langka. Ini memukul pola pertanian berbasis air.
d. Meningkatnya resiko kebakaran hutan.
Di zaman ini perubahan
cuaca tidak menentu sudah menjadi hal yang wajar, bukan suatu kelangkaan
fenomena alam lagi. Jika dulu kita bisa memprediksi kapan akan datang hujan
kapan akan datang kemarau sehingga kita bisa mempersiapkan segala sesuatu.
Kapan kita harus membawa payung, kapan kita harus membawa jaket dan kapan kita
harus menghindari diri dari inar matahari. Namun nyatanya sekarang semuanya
menjadi sesuatu yang sulit. Contohnya saja pagi ini cuaca sangat mendukung
sehingga kita bisa melakukan aktifitas tanpa terganggu dengan yang namanya
cuaca dingin dan hujan. Namun tanpa disangka suasana yang tadinya cerah pada
siang hari berubah menjadi mendung, kemudian turun hujan. Setalah hujan selesai
kemudian cuaca cerah lagi dan malam hari hujan kembali turun.
Masalah lainnya yang
sering muncul di Indonesia dan mungkin Negara yang lainnya, yaitu masalah
banjir. Sekarang sekecil apapun hujan yang datang kemungkinan untuk terjadinya
banjir semakin besar. Bahkan sekarang banyak sekali berita-berita internasional
yang menceritakan tentang kejadian banjir yang terjadi di negara-negara yang
jarang sekali bahkan tidak pernah terkena peristiwa ini. Curah hujan yang
tinggi akan berdampak pada berlimpahnya air diberbagai tempat. Air yang
berlimpah ini bisa saja menyebabkan banjir, kalaupun tidak sampai menimbulkan
banjir curah hujan yang tinggi akan membuat aktivitas manusia sedikit
tersendat. Itu baru salah satu pengaruh cuaca dan iklim terhadap kehidupan.
Masih banyak pengaruh lainnya yang disebabkan oleh cuaca dan iklim disuatu
tempat seperti angin badai dan gelombang pasang namun masalah curah hujan ini
mungkin menjadi hal yang paling serius karena yang ini adalah peristiwa yang
sudah sangat sering sekali terjadi di daerah manapun.
Cara penyelesaiannya
atau lebih tepat untuk mengurangi dampak dari banjir itu sendiri, sebagai
berikut:
·
Desain Rumah, salah
satu caranya adalah dengan memperhatikan yang namanya desain rumah. Cuaca dan
iklim juga mempengruhi jenis tanah. Sebagai contoh jenis tanah yang berawa-rawa
akan membuat orang membangun rumah panggung, seperti banyak yang ditemui di
wilayah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Rumah panggung ini selain
menghindari diri dari banjir juga dari binatang buas yang menghuni rawa-rawa.
Contoh lain di daerah yang berbeda adalah dengan membangun rumah dengan atap
yang rendah. Banyaknya angin ribut membuat orang-orang yang ada di wilayah
Gunung Kidul, Yogyakarta membangun rumah dengan atap yang rendah. Atap rumah
yang rendah membuat pergerakan angin tidak bisa menerbangkan atap rumah yang
sebagian terbuat dari daun kelapa. Itulah beberapa contoh tentang desain rumah
yang aman untuk kita tinggali namun tentunya harus disesuaikan dengan kondisi
daerah kita masing-masing. Jangan sampai kita tinggal di Daerah Gunung Kidul
kita malah membuat rumah panggung yang nantinya malah rumah kita akan rusak karena
terjangan angin ribut.
·
Membersihkan
selokan dari sampah-sampah yang dapat menyumbat arus air di selokan, supaya
ketika hujan datang air di selokan dapat mengalir dengan lancar.
·
Perubahan iklim
ini menyebabkan banyak sekali dampak negatifnya dalam kehidupan manusia
sehari–hari. Dimulai dari bencana alam yang silih berganti, berkurangnya
daratan yang ada, bahaya kerawanan pangan, wabah penyakit seperti malaria,
demam berdarah, dan lain–lain. Juga gangguan pada saluran pernafasan dan
alergi, bahaya kanker kulit, ketidakseimbangan ekosistem, perluasan daerah
padang gurun, penurunan keanekaragaman hayati, jumlah persediaan air tawar bagi
penduduk dunia semakin menipis, dan berbagai dampak lainnya yang mungkin saja
dapat terjadi sebagai imbas dari efek – efek sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar