A.Pengertian Kognitif
Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan.
Secara umum kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan :
pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (aplication),
analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation). Kognitif
berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan
rasional (akal).
Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya
untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain.
Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan teori behavioristik, yang lebih
menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara kemampuan
merespons terhadap stimulus yang datang kepada dirinya.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata
kognitif. Dari aspek tenaga pendidik misalnya. Seorang guru diharuskan memiliki
kompetensi bidang kognitif. Artinya seorang guru harus memiliki kemampuan
intelektual, seperti penguasaan materi pelajaran, pengetahuan mengenai cara
mengajar, pengetahuan cara menilai siswa dan sebagainya.
Akan tetapi apa arti kognitif yang sebenarnya? Lalu apa
perkembangan kognitif itu?
Jean Piaget (1896-1980), pakar psikologi dari Swiss,
mengatakan bahwa anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka
sendiri. Dalam pandangan Piaget, terdapat dua proses yang mendasari
perkembangan dunia individu, yaitu pengorganisasian dan penyesuaian (adaptasi).
Kecenderungan organisasi dapat dilukiskan sebagai
kecenderungan bawaan setiap organisme untuk mengintegasi proses-proses sendiri
menjadi system - sistem yang koheren. Adaptasi dapat dilukiskan sebagai
kecenderungan bawaan setiap organisme untuk memyesuaikan diri dengan lingkungan
dan keadaan sosial.
Piaget yakin bahwa kita menyesuaikan diri dalam dua cara
yaitu asimiliasi dan akomodasi. Asimilasi terjadi ketika individu menggabungkan
informasi baru ke dalam pengetahuan mereka yang sudah ada. Sedangkan akomodasi
adalah terjadi ketika individu menyesuaikan diri dengan informasi baru.
B. Prinsip Dasar Teori Piaget
Jean Piaget dikenal dengan teori perkembangan intelektual yg
menyeluruh, yg mencerminkan adanya kekuatan antara fungsi biologi & psikologis
( perkembangan jiwa).
Piaget menerangkan inteligensi itu sendiri sebagai adaptasi biologi terhadap lingkungan. Contoh : manusia tidak mempunyai mantel berbulu lembut untuk melindunginya dari dingin; manusia tidak mempunyai kecepatan untuk lari dari hewan pemangsa; manusia juga tidak mempunyai keahlian dalam memanjat pohon. Tapi manusia memiliki kepandaian untuk memproduksi pakaian & kendaraan untuk transportasi.
Faktor yang Berpengaruh dalam Perkembangan Kognitif, yaitu :
Fisik
Interaksi antara individu dan dunia luat merupakan sumber
pengetahuan baru, tetapi kontak dengan dunia fisik itu tidak cukup untuk
mengembangkan pengetahuan kecuali jika intelegensi individu dapat memanfaatkan
pengalaman tersebut.
Kematangan
Kematangan sistem syaraf menjadi penting karena memungkinkan
anak memperoleh manfaat secara maksimum dari pengalaman fisik. Kematangan
membuka kemungkinan untuk perkembangan sedangkan kalau kurang hal itu akan
membatasi secara luas prestasi secara kognitif. Perkembangan berlangsung dengan
kecepatan yang berlainan tergantung pada sifat kontak dengan lingkungan dan
kegiatan belajar sendiri.
Pengaruh sosial
Lingkungan sosial termasuk peran bahasa dan pendidikan,
pengalaman fisik dapat memacu atau menghambat perkembangan struktur kognitif
Proses pengaturan diri yang disebut ekuilibrasi
Proses pengaturan diri dan pengoreksi diri, mengatur
interaksi spesifik dari individu dengan lingkungan maupun pengalaman fisik,
pengalaman sosial dan perkembangan jasmani yang menyebabkan perkembangan
kognitif berjalan secara terpadu dan tersusun baik.
C. Aspek Inteligensi
Menurut Piaget, inteligensi dapat dilihat dari 3 perspektif berbeda :
1. Struktur Disebut juga scheme (skemata/Schemas). Struktur
& organisasi terdapat di lingkungan, tapi pikiran manusia lebih dari meniru
struktur realita eksternal secara pasif. Interaksi pikiran manusia dengan dunia
luar, mencocokkan dunia ke dalam “mental framework”-nya sendiri. Struktur
kognitif merupakan mental framework yg dibangun seseorang dengan mengambil
informasi dari lingkungan & menginterpretasikannya, mereorganisasikannya
serta mentransformasikannya (Flavell, Miller & Miller)
2 hal penting yg harus diingat tentang membangun struktur
kognitif :
seseorang terlibat secara aktif dalam membangun proses.
lingkungan dimana seseorang berinteraksi penting untuk
perkembanga struktural.
2. Isi Disebut juga content, yaitu pola tingkah laku
spesifik tatkala individu menghadapi sesuatu masalah. Merupakan materi kasar,
karena Piaget kurang tertarik pada apa yg anak-anak ketahui, tapi lebih
tertarik dengan apa yang mendasari proses berpikir. Piaget melihat “isi” kurang
penting dibanding dengan struktur & fungsinya, Bila isi adalah “apa” dari
inteligensi, sedangkan “bagaimana” & “mengapa” ditentukan oleh kognitif atau
intelektual.
3. Fungsi Disebut fungtion, yaitu suatu proses dimana
struktur kognitif dibangun. Semua organisme hidup yg berinteraksi dengan
lingkungan mempunyai fungsi melalui proses organisasi & adaptasi.
Organisasi: cenderung untuk mengintegrasi diri & dunia ke dalam suatu
bentuk dari bagian-bagian menjadi satu kesatuan yg penuh arti, sebagai suatu
cara untuk mengurangi kompleksitas.
Adaptasi terhadap lingkungan terjadi dalam 2 cara :
a) organisme memanipulasi dunia luar dengan cara membuatnya
menjadi serupa dengan dirinya. Proses ini disebut dengan asimilasi. Asimilasi
mengambil sesuatu dari dunia luar & mencocokkannya ke dalam struktur yg
sudah ada. contoh: manusia mengasimilasi makanan dengan membuatnya ke dalam
komponen nutrisi, makanan yg mereka makan menjadi bagian dari diri mereka.
b) organisme memodifikasi dirinya sehingga menjadi lebih
menyukai lingkungannya. Proses ini disebut akomodasi. Ketika seseorang
mengakomodasi sesuatu, mereka mengubah diri mereka sendiri untuk memenuhi
kebutuhan eksternal. contoh: tubuh tidak hanya mengasimilasi makanan tapi juga
mengakomodasikannya dengan mensekresi cairan lambung untuk menghancurkannya
& kontraksi lambung mencernanya secara involunter.
Melalui kedua proses penyesuaian tersebut, sistem kognisi
seseorang berubah dan berkembang sehingga bisa meningkat dari satu tahap ke
tahap di atasnya. Proses penyesuaian tersebut dilakukan seorang individu karena
ia ingin mencapai keadaan equilibrium, yaitu berupa keadaan seimbang antara
struktur kognisinya dengan pengalamannya di lingkungan. Seseorang akan selalu
berupaya agar keadaan seimbang tersebut selalu tercapai dengan menggunakan
kedua proses penyesuaian di atas.
D. Teori Perkembangan Piaget
Jean Piaget, merancang model yang mendeskripsikan bagaimana
manusia memahami dunianya dengan mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi.
Menurut Piaget seperti yang dikutip Woolfolk (2009) perkembangan kognitif
dipengaruhi oleh maturasi (kematangan), aktivitas dan transmisi
sosial. Maturasi atau kematangan berkaitan dengan perubahan biologis yang
terprogram secara genetik. Aktivitas berkaitan dengan kemampuan untuk menangani
lingkungan dan belajar darinya. Transmisi sosial berkaitan dengan interaksi
dengan orang-orang di sekitar dan belajar darinya.
Tahap – tahap Perkembangan
Piaget membagi perkembangan kognitif anak ke dalam 4 periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia :
1. Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
2. Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
3. Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
4. Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)
1. Periode sensorimotor
Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan untuk mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks bawaan tersebut. Periode sensorimotor adalah periode pertama dari empat periode.
Piaget berpendapat bahwa tahapan ini menandai perkembangan
kemampuan dan pemahaman spatial / persepsi penting dalam enam sub-tahapan :
a. Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu
dan berhubungan terutama
dengan refleks.
b. Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai
b. Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai
empat bulan dan berhubungan terutama dengan munculnya
kebiasaan-
kebiasaan.
c. Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat
c. Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat
sampai sembilan bulan dan berhubungan terutama dengan
koordinasi antara
penglihatan dan
pemaknaan.
d. Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia
d. Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia
sembilan sampai duabelas bulan, saat berkembangnya kemampuan
untuk
melihat objek sebagai
sesuatu yang permanen walau kelihatannya berbeda
kalau dilihat dari sudut
berbeda (permanensi objek).
e. Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas
e. Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas
sampai delapan belas bulan dan berhubungan terutama dengan
penemuan
cara-cara baru untuk
mencapai tujuan.
f. Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan
f. Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan
tahapan awal kreativitas.
2. Tahapan praoperasional
Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan mengamati urutan permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis yang secara kualitatif baru dari fungsi psikologis muncul. Pemikiran (Pra) Operasi dalam teori Piaget adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda.
Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan mengamati urutan permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis yang secara kualitatif baru dari fungsi psikologis muncul. Pemikiran (Pra) Operasi dalam teori Piaget adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda.
Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan
sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapan ini,
anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan
benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih menggunakan
penalaran intuitif bukan logis. Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung
egosentris, yaitu, mereka tidak dapat memahami tempatnya di dunia dan bagaimana
hal tersebut berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan memahami bagaimana perasaan
dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring pendewasaan, kemampuan untuk memahami
perspektif orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran yang sangat
imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun
memiliki perasaan.
3. Tahapan operasional konkrit
Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul antara usia enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai.
Proses-proses penting selama tahapan operasional konkrit
adalah :
Pengurutan—kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil.
Klasifikasi—kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan)
Decentering—anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari
suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan
lagi menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding
cangkir kecil yang tinggi.
Reversibility—anak mulai memahami bahwa jumlah atau
benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak
dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4,
jumlah sebelumnya.
Konservasi—memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah
benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek
atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang
seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas
lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi
cangkir lain.
Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat
sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir
dengan cara yang salah). Sebagai contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan
Siti menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang
memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan.
Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Siti akan tetap
menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu
sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.
4. Tahapan operasional
formal
Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada “gradasi abu-abu” di antaranya. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional konkrit.
Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada “gradasi abu-abu” di antaranya. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional konkrit.
Informasi umum mengenai tahapan-tahapan
Keempat tahapan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
• Walau tahapan-tahapan itu bisa dicapai dalam usia bervariasi tetapi
urutannya selalu sama. Tidak ada ada tahapan yang diloncati
dan tidak ada
urutan yang mundur.
• Universal (tidak terkait budaya)
• Bisa digeneralisasi : representasi dan logika dari operasi yang ada dalam diri
• Universal (tidak terkait budaya)
• Bisa digeneralisasi : representasi dan logika dari operasi yang ada dalam diri
seseorang berlaku juga
pada semua konsep dan isi pengetahuan
• Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan yang terorganisasi secara
• Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan yang terorganisasi secara
logis
• Urutan tahapan bersifat hirarkis (setiap tahapan mencakup elemen-elemen
• Urutan tahapan bersifat hirarkis (setiap tahapan mencakup elemen-elemen
dari tahapan sebelumnya,
tapi lebih terdiferensiasi dan terintegrasi)
• Tahapan merepresentasikan perbedaan secara kualitatif dalam model
• Tahapan merepresentasikan perbedaan secara kualitatif dalam model
berpikir, bukan hanya perbedaan kuantitatif
Pembelajaran dilakukan dengan memusatkan perhatian kepada :
Ø berfikir atau proses mental anak, tidak sekedar pada
hasilnya dan mengutamakan peran siswa dalam kegiatan pembelajaran serta
memaklumi adanya perbedaan individu dalam kemajuan perkembangan yang dapat
dipegaruhi oleh perkembangan intelektual anak.
Ø Teori dasar perkembangan kognitif dari Jean Piaget
mewajibkan guru agar pembelajaran diisi dengan kegiatan interaksi inderawi
antara siswa dengan benda-benda dan fenomema konkrit yang ada di lingkungan
serta dimaksudkan untuk menumbuh-kembangkan kemampuan berpikir, antara lain
kemampuan berpikir konservasi.
Ø Piaget memusatkan pada tahap-tahap perkembangan
intelektual yang dilalui oleh semua individu tanpa memandang latar konteks
sosial dan budaya , yang mendalami bagaimana anak berpikir dan berproses yang
berkaitan dengan perkembangan intelektual.
Ø Menurut Peaget, siswa dalam segala usia secara aktif
terlibat dalam proses perolehan informasi dan membangun pengetahuan mereka
sendiri.
Ø Pengetahuan tidak statis tetapi secara terus menerus
tumbuh dan berubah pada saat siswa menghadapi pengalaman-pengalaman baru yang
memaksa mereka membangun dan memodivikasi pengetahuan awal mereka.
Ø Piaget menjelaskan bahwa anak kecil memiliki rasa ingin
tahu bawaan dan secara terus –menerus berusaha memahami dunia sekitarnya. Rasa
ingin tahu ini menurut Piaget, memotivasi mereka untuk aktif membangun
pemahaman mereka tentang lingkungan yang mereka hayati. PBI dikembangkan
berdasarkan kepada teori Piaget ini.
Ø Kebanyakan ahli psikologi sepenuhnya menerima
prinsip-prinsip umum Piaget bahwa pemikiran anak-anak pada dasarnya berbeda
dengan pemikiran orang dewasa, dan jenis logika anak-anak itu berubah seiring
dengan bertambahnya usia. Namun, ada juga peneliti yang meributkan
detail-detail penemuan Piaget, terutama mengenai usia ketika anak mampu
menyelesaikan tugas-tugas spesifik.
E. Implementasi Teori Perkembangan Kognitif Piaget Dalam
Pembelajaran, adalah :
Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa.
Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara
berfikir anak
Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi
lingkungan
dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat
berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru
tetapi tidak asing.
4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap
perkembangannya.
Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk
saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
Inti dari implementasi teori Piaget dalam pembelajaran antara
lain sebagai berikut :
1. Memfokuskan pada proses berfikir
atau proses mental anak tidak sekedar pada produknya. Di samping kebenaran
jawaban siswa, guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai
pada jawaban tersebut.
2. Pengenalan dan pengakuan atas peranan
anak-anak yang penting sekali dalam inisiatif diri dan keterlibatan aktif dalam
kegaiatan pembelajaran. Dalam kelas Piaget penyajian materi jadi (ready made)
tidak diberi penekanan, dan anak-anak didorong untuk menemukan untuk dirinya
sendiri melalui interaksi spontan dengan lingkungan.
3. Tidak menekankan pada praktek - praktek
yang diarahkan untuk
menjadikan anak-anak seperti orang dewasa dalam
pemikirannya.
4. Penerimaan terhadap perbedaan individu dalam kemajuan
perkembangan, teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh anak berkembang melalui
urutan perkembangan yang sama namun mereka memperolehnya dengan kecepatan yang
berbeda.
F. Kritik terhadap Teori Piaget
1. Pada sebuah studi klasik, McGarrigle dan Donalson (1974) menyatakan
bahwa anak sudah mampu memahami konservasi (conservation)
dalam usia
yang lebih muda daripada usia yang diyakini oleh Piaget.
2. Studi lain yang mengkritik teori Piaget yaitu bahwa anak-anak baru
2. Studi lain yang mengkritik teori Piaget yaitu bahwa anak-anak baru
mencapai pemahaman tentang objek permanence pada usia di
atas 6 bulan.
Balillargeon dan De Vos (1991) ; 104 anak diamati sampai
mereka berusia
18 tahun, dan diuji dengan berbagai tugas operasional formal
berdasarkan
tugas-tugas yang dipakai Piaget, termasuk pengujian
hipotesa. Mayoritas
anak-anak itu memang belum mencapai tahap operasional
formal. Hal ini
sesuai dengan studi-studi McGarrigle dan Donaldson serta
Baillargeon dan
DeVos, yang menyatakan bahwa Piaget terlalu meremehkan
kemampuan
anak-anak kecil dan terlalu menilai tinggi kemampuan
anak-anak yang lebih
tua.
3. Dan belum lama ini, Bradmetz (1999) menguji pernyataan Piaget bahwa
3. Dan belum lama ini, Bradmetz (1999) menguji pernyataan Piaget bahwa
mayoritas anak mencapai formal pada akhir masa kanak-kanak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar