Sabtu, 15 Desember 2012

Menjadi guru, bukanlah pekerjaan mudah. Didalamnya, dituntut pengabdian, dan juga ketekunan. Harus ada pula kesabaran, dan welas asih dalam menyampaikan pelajaran. Teman, menjadi guru bukan pekerjaan mentereng. Menjadi guru juga bukan pekerjaan yang gemerlap. Tak ada kerlap-kerlip lampu sorot yang memancar, juga pendar-pendar cahaya setiap kali guru-guru itu sedang membaktikan diri. Sebab mereka memang bukan para pesohor, bukan pula bintang panggung. Dari gurulah kita belajar mengeja kata dan kalimat. Selain itu ada hal yang saya banggakan menjadi pendidik(Guru) yaitu sangatlah muliah sehingga pendidik sendiri menjadi disebut sebgai Guru tanpa Tanda Jasa.Dari gurulah kita belajar mengeja kata dan kalimat. Lewat guru kita belajar budi pekerti belajar mengasah hati dan menyelami nurani. Tujuan pendidikan dapat dilihat dalam kurikulum pendidikan yang terjabar mulai dari : tujuan nasional (UUD 1945), tujuan pembangunan nasional dalam sistem pendidikan nasional, tujuan institusional (dalam lembaga pendidikan), tujuan kurikuler (tiap bidang studi pelajaran/ kuliah), tujuan instrukisonal (standar kompetensi dan kompetensi dasar). Dengan demikian terlihat bahwa tujuan pendidikan itu semuanya bersumber pada Pancasila dan UUD 1945. Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nila-nilai yang baik, luhur, pantas, benar indah untuk kehidupan. Tujuan pendidikan di Indonesia dirumuskan berlandaskan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 selanjutnya di jelaskan dalam Undang-Undang Pendidikan dan Pengajaran No. 4 Tahun 1950. Perkembangan pendidik (Guru) dilhat dari segi perkembangannya, pada zaman kunoguru seringkali diberi predikat pendidik yang lebih kuat para siswa atau anak didik diarahkan menjadi manusia-manusia yang taat pada maha pencipta, sopan, tunduk kepada ketentuan serta adat istiadat yang berlaku, walaupun kadang-kadang hal itu kurang rasional.

Kemudian pada zaman kolonial, fungsi guru sebagai pengajar lebih menonjol. Hal ini disesuaikan dengan maksud kaum kolonial untuk menghasilkan orang-orang yang dapat bekerja untuk kaum kolonial. Soal pribadi dan etika dan siap mental kurang dapat perhatian bagaimana pada masa berikutnya secara tidak disadari dalam berbagai praktek dan pelaksanaan dalam kegiatan belajar khususnya dan proses pendidikan pada umumnya. Fungsi guru sebagai pengajar (penyampaian ilmu pengetahuan) masih cenderung untk menonjol. Hal ini dapat dillihat dalam kenyataan sehari-hari bahwa guru pada umumnya akan memberikan kriteria keberhasilan anak didiknya. Melalui nilai-nilai pelajaran yang diajarkan setiap harinya, seta kurang memperhatikan sikap dan tingkah laku anak sehari-harinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar