Rabu, 19 Desember 2012

Bangga Menggunakan Bahasa Ibu

Bahasa pergaulan kita dalam kehidupan sehari-hari adalah Bahasa Jawa. Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat Jawa. Bahasa yang merupakan warisan nenek moyang yang tak ternilai harganya. Dalam penggunaan Bahasa Jawa harus memperhatikan tingkatan orang yang diajak bebicara, karena Bahasa Jawa terdiri atas beberapa tingkatan, salah satunya adalah yaitu Krama Inggil meluntur dengan zaman modern seperti ini. Bahasa yang digunakan orang lebih muda kepada yang lebih tua ini, sebagai tanda menghormati. Namun dalam kehidupan sehari-hari tampak jelas bahwa anak-anak sekarang sudah tidak menggunakannya. Entah kesulitan dalam penggunaanya atau bagaimana yang jelas mereka jarang menggunakan Krama Inggil lagi. Banyak yang mengatakan bahwa “Wong Jawa tapi ora Jawani”, itulah yang sering diungkapkan oleh masyarakat Jawa.

Hanya sedikit dalam penggunaannya, seperti “enggeh, dalem”. Itu hanya sepenggal kata yang bisa diucapkan oleh anak-anak jaman sekarang. Pelajaran Bahasa Jawa yang ada di Sekolah-Sekolah hanya sebagai sarana saja. Dalam penyampaiaan kesehariannya anak-anak tetap saja menggunakan Bahasa Jawa ngoko atau bahasa Indonesia biasa. Mungkin karena lebih mudah dalam mengucapnya, ataupun malah karena dengan menggunakan bahasa indoseia untuk dijaman sekarang ini akan terlihat lebih keren atau biar dibilang “Gaul” sehingga anak-anak sekarang lebih suka menggunakan bahasa tersebut. Ataupun pihak sekolah juga tidak mempertegas melestarikan Krama Inggil ini, karena bagi sekolah lebih baik menggunakan Bahasa Indonesia yang mudah. Tidak jarang pula Guru Bahasa Jawa jika sedang mengajar masih tetap menggunakan Bahasa Indonesia. Hal ini dapat dipengaruhi oleh kebiasaan dan model pengajaran yang ada di rumah dan lingkungan sekitar juga. Orang tua yang tidak membiasakan anak-anaknya untuk menggunakan bahasa Krama Inggil, lebih suka dengan menggunakan Bahasa Jawa Ngoko atau Bahasa Indonesia. Hal ini terlihat sepele, namun dapat melumpuhan ekistensi Krama Inggil sebagai Bahasa khas tanah Jawa yang akan berpengaruh terhadap tingkah laku anak jaman sekarang…

Ketidakmampuan menggunakan bahasa Jawa dengan baik ini menjadi salah satu factor penyebab nlai-nilai tata karma seperti ini sudah banyak yang ditinggalkan. Kalau benar-benar setiap individu pengguna bahasa yang bertata krama konsekuen antara yang diucapkan dan dilakukan, tentunya akan berimplikasi pada tingkah laku dalam bermasyarakat. Ada rasa saling menghormati, mendahulukan kepentingan yang lain, dan tentunya akan lebih harmonis. Karena tak ada lagi benturan kepentingan karena lebih menonjolkan diri sendiri dibandingkan orang lain. Banyak generasi kita sekarang yang merasa “kuno” berbahasa Ibu dalam komunitasnya. Tetapi penyebabnya ketidakmampuann menggunakan bahasa Jawa bagi generasi muda. Sebenarnya kalau ditelusuri memang bukan kesalahan anak muda jaman sekarang. Tetapi para orang tua yang semakin enggan menggunakan Bahasa Jawa di lingkungan keluarga. (diunduh 19Desemeber 2012 www.google.com)

Di samping karena semakin lemahnya posisi Bahasa Jawa menghadapi kondisi globalisasi. Keluarga muda Jawa yang pindah ke kota, dalam komunitas yang heterogen menjadi jarang sekali menggunakan Bahasa Ibunya. Sehingga penanaman nilai-nilai moral dari orang tua sangat jauh berkurang. Anak-anak lebih suka nonton TV atau bermain game, dibanding mendengarkan cerita sebelum tidur yang seperti para orang tua terdahulu dengan menyelipkan kata “ing sawijining dino….” Selain dikarenakan para orang tua semakin tak punya waktu, juga karena sudah tak mampu lagi. Dan membiarkan anaknya mencari kesenangan sendiri. Penggunaan Bahasa Krama Inggil di lingkungan keluarga sudah tidak melekat seperti dulu, orang tua yang sudah tidak membiasakan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari untuk alat komunikasi di keluarga. Dan mungkin akan berasa aneh jika memakai Krama Inggil di lingkungan keluarga karena ketidakbiasaan tersebut.

Untuk saja dalam lingkungan keluarga saya masih menggunakan bahasa ibu dalam kesehariannya.  Sehingga saya dengan bangga akan Bahasa yang mempunyai nilai yang sangat besar.  Dengan ajaran-ajaran orang tua saya yang mengaharuskan memakai bahasa Krama Inggil jika berbicara kepada orang yang lebih tua. Hal ini benar-benar dapat tertanam pada diri saya.. Mungkin anggapan yang seperti anak-anak lain bahwa orang tua di dalam kehidupan keluarga sudah seperti teman biasa.  Kadang kala ada anak bebrbicara dengan menggunakan bahasa krama sendiri malu, tapi saya dengan bangga menggunakannya. Misalnya dalam keluarga saya dalam berbicara sehari-hari menggunakan bahasa ibu tersebut. 

Anak muda jaman sekarang, hampir semuanya tidak menguasai Bahasa Jawa alias gagap Bahasa Jawa. Hal itu disebabkan karena era globalisasi seperti sekarang ini, beragam budaya asing yang masuk ke tanah Jawa melalui berbagai media, seperti pemakaian bahasa gaul, bahasa asing, ataupun bahasa campuran (bahasa yang dibuat sendiri dengan campuran Jawa, Indonesia dan Inggris).

Berbahasa Krama Inggil akan menumbuhkan norma kesopanan dan rasa saling menghormati di dalam lingkungan keluarga yang akan berpengaruh pada pembentukan karakter anak terebut. Penggunaan Krama Inggil akan mencerminkan tata krama atau unggah ungguh yang baik yang berpengaruh pada pola perilaku anak. Hal ini akan menjadi suatu kebanggaan tersendiri jika dapat kita melaksanakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar