A.
ALAM
SEMESTA
a.
Pengertian Alam Semesta
Pengertian alam semesta itu sendiri
mencakup tentang Mikrokosmos dan Makrokosmos. Mikrokosmos ialah benda-benda
yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amoeba,
dan sebagainya. Sedangkan makrokosmos ialah benda-benda yang mempunyai ukuran
yang sangat besar, misalnya bintang, planet ataupun galaksi. Manusia berusaha memahami alam semesta ini dari zaman dahulu bahkan sampai sekarang. Pada jaman
kejayaan Yunani, orang percaya bahwa Bumi merupakan pusat dari alam semesta ini
(Geosentrisme). Namun, berkat
pengamatan dan pemikiran yang lebih tajam, pandangan itu berubah sejak Zaman
abad pertengahan yang dipelopori oleh Copernicus
menjadi Heliosentrik, yaitu matahari
menjadi pusat beredarnya bumi dan planet-planet lain.
b. Teori Terbentuknya Alam
Semesta
Dengan diperolehnya berbagai pesan
dan beraneka ragam cahaya dari benda-benda langit yang sampai di bumi, timbullah
beberapa teori yang mengungkapkan tentang terbentuknya Alam Semesta. Teori-teori
tersebut ialah sebagai berikut:
a)
Teori
Dentuman atau Teori Ledakan
Teori Dentuman menyatakan bahwa ada
suatu massa yang sangat besar yang terdapat di jagad raya dan mempunyai berat
jenis yang sangat besar, karena adanya reaksi inti, massa tersebut akhirnya
meledak dengan hebatnya. Massa yang meledak kemudian berserakan dan mengembang
dengan sangat cepat serta menjauhi pusat ledakan atau inti ledakan. Setelah berjuta-juta
tahun massa yang berserakan membentuk kelompok-kelompok dengan berat jenis yang
relatif lebih kecil dari massa semula. Kelompok-kelompok tersebut akhirnya
menjadi galaksi yang bergerak menjauhi titik intinya. Teori ini didukung oleh
adanya kenyataan bahwa galaksi-galaksi tersebut selalu bergerak menjauhi
intinya.
b)
Teori Big
Bang
Teori Big Bang dikembangkan oleh
ilmuwan Belgia Abbe George Lemarie, 1927. Menurut teori ini pada mulanya alam
semesta berupa sebuah primeval atom yang berisi materi dalam keadaan yang
sangat padat. Suatu ketika atom ini meledak dan seluruh materinya terlempar ke
ruang alam semesta. Timbul dua gaya saling bertentangan yang satu disebut gaya
gravitasi dan yang lainnya dinamakan gaya kosmis. Dari kedua gaya tersebut gaya
kosmis lebih dominan sehingga alam semesta masih akan ekspansi terus-menerus.
c)
Teori
Creatio Continua
Teori Creatio Continua dikemukakan
oleh Fred Hoyle, Bendi, dan Gold. Teori ini menyatakan bahwa saat diciptakan
alam semesta ini tidak ada. Alam semesta ini selamanya ada dan akan tetap ada
atau dengan kata lain alam semesta tidak pernah bermula dan tidak akan
berakhir. Pada setiap saat ada partikel yang dilahirkan dan ada yang lenyap.
Partikel-partikel tersebut kemudian mengembun menjadi kabut-kabut spiral dengan
bintang-bintang dan jasad-jasad alam semesta. Partikel yang dilahirkan lebih
besar dari yang lenyap, sehingga mengakibatkan jumlah materi makin bertambah
dan mengakibatkan pemuaian alam semesta. Pengembangan ini akan mencapai titik
batas kritis pada 10 milyar tahun lagi. Dalam waktu 10 milyar tahun, akan
dihasilkan kabut-kabut baru. Menurut teori ini 90% materi alam semesta adalah
hidrogen dan hidrogenin, kemudian akan terbentuk helium dan zat-zat lainnya.
d)
Teori
Ekspansi dan Kontraksi
Teori ini berdasarkan adanya suatu
siklus dari alam semesta yaitu massa ekspansi dan massa kontraksi. Diduga
siklus ini berlangsung dalam jangka waktu 30.000 juta tahun. Pada masa ekspansi
terbentuklah galaksi-galaksi serta bintang-bintangnya. Ekspansi tersebut didukung
oleh adanya tenaga-tenaga yang bersumber dari reaksi inti hidrogen yang pada
akhirnya akan membentuk berbagai unsur lain yang kompleks. Pada masa kontraksi
terjadi galaksi dan bintang-bintang yang terbentuk meredup sehingga unsur-unsur
yang terbentuk menyusut dengan menimbulkan tenaga berupa panas yang sangat
tinggi. Teori ekspansi dan kontraksi menguatkan asumsi bahwa partikel-partikel
yang ada pada saat ini berasal dari partikel-partikel yang ada pada zaman
dahulu.
B.
GALAKSI
a. Pengertian Galaksi
Galaksi adalah sebuah sistem yang terikat oleh gaya gravitasi yang
terdiri atas bintang-bintang (dengan
segala bentuk manifestasinya, antara lain bintang neutron dan lubang hitam), gas dan debu kosmik medium antarbintang, dan kemungkinan substansi
hipotesis yang dikenal dengan materi gelap. Ada satu
Hipotesis (dugaan sementara yang harus teruji kebenarannya sehingga ia menjadi
teori), yaitu hipotesis Fowler (1957), menurutnya 12 ribu tahun yang lalu,
galaksi tidak seperti keadaan seperti sekarang ini, ia masih berupa kabut gas
hidrogen yang sangat besar yang berada di ruang angkasayang bergerak perlahan melakukan
rotasi sehingga keseluruhannya berbentuk bulat, karena gaya beratnya maka ia
mengadakan kontraksi dan kondensasi sambil terus berputar pada sumbunya. Saat
kontraksi massa bagian luar banyak yang tertinggal. Bagian yang berkisar
(berputar) lambat dan mempunyai berat jenis yang besar akan membentuk
bintang-bintang. Dengan cara yang sama bagian luar yang tertinggal juga
mengadakan kondensasi sehingga terbentuklah planet. Matahari, planet, satelit,
komet, meteor, steroid, dan asteroid, hanyalah satu dari jutaan bintang-bintang
yang bergabung dalam kelompok bintang yang disebut galaksi. Galaksi merupakan
kumpulan dari bintang-bintang. Demikian juga planet membentuk satelit bulan.
Galaksi, tempat matahari berinduk diberi nama MILKY WAY atau BIMA SAKTI.
b. Macam-macam Galaksi
Dari hasil pengamatan selanjutnya,
ternyata di alam semesta terdapat
beribu-ribu galaksi dengan berbagai bentuk dan ukuran yakni :
a)
Galaksi Elips merupakan galaksi yang
sudah tua, terbentuk dari bintang-bintang yang sudah tua, lebih redup
dibandingkan tipe spiral dengan banyak bintang merah besar, pambentukan bintang
baru sudah berhenti.
b)
Galaksi Spiral berbentuk spiral amat
besar dengan inti di tengah (nukleus) dan lengan spiral dan cakram (disk). Pada lengan ini terkonsentrasi debu dan gas
(nebulae) dimana terdapat pembentukan bintang aktif, bila dilihat dari samping,
galaksi ini tampak seperti elips berlengan dan dikelilingi atmosfer bercahaya,
serta terdapat lingkaran-lingkaran kumpulan beribu-ribu bintang yang disebut
Globular Cluster. Jumlah galaksi ini kurang lebih 80% dari galaksi yang ada.
Salah satu contoh galaksi spiral adalah galaksi Canes Venatici.
c)
Galaksi Tak Beraturan terdiri dari
bermiliar-miliar bintang muda berwarna putih kebiruan dan bintang raksasa biru
yang sangat panas. Diantara bintang-bintang tersebut bertebaran gas dan debu
luar angkasa. Banyaknya galaksi berbentuk tak beraturan ialah 3%.
d)
Galaksi Bima Sakti
Induk dari
matahari ialah galaksi Bima Sakti atau Milky Way, karena berdasarkan
pengamatan, Galaksi Bima Sakti bila dilihat dari atas berwujud seperti spiral
raksasa yang berputar. Dari samping terlihat seperti elips yang sangat besar.
Bintang-bintang bertebaran dalam lengan spiral, diantaranya matahari. Jaraknya
30.000 tahun cahaya dari pusat galaksi atau 20.000 tahun cahaya dari ujung atau
pinggir galaksi. Galaksi Bima Sakti bergaris tengah 100.000 tahun cahaya. Makin
ke tengah, tebaran bintang makin merapat dan diperkirakan pusat galaksi
merupakan bola bintang raksasa sehingga galaksi ini berbentuk bulat pipih
seperti kue cucur.
C.
TATA SURYA
a. Pengertian Tata Surya
Tata Surya berarti adanya
suatu organisasi yang teratur dengan matahari sebagai induk. Terdiri dari
benda-benda seperti meteor-meteor, planet, satelit, komet-komet, debu dan gas
antar planet yang beredar mengelilingi matahari sebagai pusatnya. Pada zaman Yunani kuno, orang-orang Yunani mengenal lima planet yang dilakukan dengan pengamatan secara kasar,
planet tersebut ialah Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus dengan bumi
sebagai pusatnya, namun pada abad ke-16 Nicolas Copernicus ( ilmuwan Polandia )
berhasil mengubah pandangan salah yang dianut selama berabad-abad tersebut, menurutnya bumi ialah planet sama halnya seperti planet lain,
bumi beredar mengelilingi matahari sebagai pusatnya (heliosentris), pandangan
tersebut didasari perhitungan yang sistematis yakni berkat bantuan teropong
sebagai alat pengamat dan dengan berkembangnya matematika dan fisika sebagai
sarana penunjang sehingga dapat mengamati planet-planet lainnya termasuk planet
Pluto sebagai planet terjauh.
b. Teori Terbentuknya Tata Surya
Banyak teori yang dikemukakan tentang terbentuknya tata surya namun dari beberapa teori tersebut belum ada
satu pun yang diterima oleh semua pihak, teori-teori tersebut diantaranya:
a)
Teori Hipotesis
Nebular
Dikemukakan oleh Kant dan
Laplace (1796) yang meyakini terbentuknya tata surya merupakan kondensasi awan
panas atau kabut gas yang sangat panas, yang sebagian terpisah dan merupakan
cicin yang mengelilingi pusat. Pusatnya
itu menjadi sebuah bintang atau matahari. Bagian yang mengelilingi pusat
tersebut berkondensasi membentuk suatu formula yang serupa dengan terbentuknya
matahari tadi, setelah mendingin, benda-benda ini akan menjadi planet-planet
seperti bumi dengan benda-benda yang mengelilinginya.
b)
Teori Hipotesis Planettesimal
Dikemukakan oleh Chamberlain
dan Moulton. Hipotesis ini bertitik tolak dari pemikiran yang sama dengan teori
Nebular yang menyatakan bahwa system tata surya terbentuk dari kabut gas yang
sangat besar, berkondensasi, perbedaannya ialah terletak pada asumsi bahwa
terbentuknya planet-planet itu tidak harus dari satu badan, tetapi diasumsikan
adanya bintang besar lain yang kebetulan sedang lewat di dekat bintang yang
merupakan bagian dari tata surya kita. Kabut gas dari bintang lain itu sebagian
terpengaruh oleh daya tarik matahari kita dan setelah mendingin terbentuklah
benda-benda yang disebut Planettesemal. Planettesemal merupakan benda-benda
kecil yang padat. Teori ini merupakan jawaban dari pertanyaan mengapa ada
satelit-satelit pada Jupiter maupun saturnus yang orbitnya berlawanan rotasi
planet itu.
c)
Teori Tidal atau Teori Pasang Surut
Dikemukakan oleh James dan
Harold Jeffreys (1919). Menurutnya planet merupakan pecikan dari matahari yang
disebut Tidal. Tidal yang besar akan menjadi planet baru disebabkan karena
bergerak mendekatnya dua matahari, hal ini jarang sekali terjadi. Seperti dalam
teori diatas bahwa dua bintang yang saling mendekat akan membentuk planet yang
baru.
d)
Teori Bintang Kembar
Berpendapat bahwa dulu
matahari adalah sepasang bintang kembar. Oleh suatu sebab salah satu bintang
meledak akibat gaya tarik gravitasi, bintang yang satunya sekarang menjadi
matahari, pecahannya tetap beredar mengelilinginya.
e)
Teori G.P. Kuiper (1950)
Teori ini didasari keadaan
yang ditemui di luar tata surya yang mengandaikan matahari serta semua planet
berasal dari gas purba di ruang angkasa, proses terlahirnya bintang dikarenakan
banyaknya kabut gas, yang lambat laun memampatkan diri menjadi massa yang
semakin lama semakin padat dikarenakan gaya gravitasi molekul tersebut. Satu
atau dua materi memadat di tengah dan gumpalan kecil melesat di sekeitarnya.
Gumpalan tengah menjadi matahari dan gumpalan kecil menjadi bakal planet.
Matahari yang sudah menjadi padat menyala dengan adanya api nuklir dan kemudian
mendorong gas yang masih membungkus planet menjadi sirna sehingga tampak
telanjang.
c.
Berdasarkan
Massanya, planet dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu sebagai
berikut:
a)
Planet
Bermassa Besar (Superior Planet), terdiri dari: Jupiter, Saturnus,
Uranus, dan Neptunus.
b)
Planet
Bermassa Kecil (Inferior Planet), terdiri dari: Merkurius, Venus, Bumi,
dan Mars.
d.
Berdasarkan
Jaraknya ke Matahari, planet dapat dibedakan atas dua macam planet, yaitu
sebagai berikut:
a) Planet Dalam (Interior Planet)
Planet Dalam yaitu planet-planet
yang jarak rata-ratanya ke Matahari lebih pendek daripada jarak rata-rata
Planet Bumi ke Matahari. Berdasarkan kriteria tersebut, maka yang termasuk
Planet Dalam adalah Planet Merkurius dan Venus. Planet Merkurius dan Venus
mempunyai kecepatan beredar mengelilingi Matahari berbeda-beda, sehingga letak
atau kedudukan planet tersebut bila dilihat dari Bumi akan berubah-ubah pula. Sudut yang dibentuk oleh garis yang
menghubungkan Bumi-Matahari dengan suatu Planet disebut Elongasi. Besarnya
sudut Elongasi yang dibentuk oleh garis yang menghubungkan
Bumi-Matahari-Merkurius yaitu antara 0 -28 derajat, sedangkan sudut Elongasi
Bumi-matahari-Venus adalah 0 - 50 derajat.
b) Planet Luar (Eksterior Planet)
Planet Luar yaitu
Planet-Planet yang jarak rata-ratanya ke Matahari lebih panjang daripada jarak
rata-rata Planet Bumi ke Matahari. Termasuk ke dalam kelompok Planet Luar
adalah Planet Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Dilihat dari Bumi, sudut Elongasi kelompok
Planet Luar berkisar antara 0 -180 derajat. Bila Elongasi salah satu Planet
mencapai 180 derajat hal ini berarti Planet tersebut sedang berada dalam
kedudukan oposisi, yaitu kedudukan suatu Planet berlawanan arah dengan posisi
Matahari dilihat dari Bumi. Pada saat oposisi, berarti Planet tersebut berada
pada jarak paling dekat dengan Bumi. Bila Elongasi salah satu Planet mencapai 00 berarti Planet tersebut
mencapai kedudukan konjungsi, yaitu suatu kedudukan Planet yang berada dalam
posisi searah dengan Matahari dilihat dari Bumi. Pada saat konjungsi, berarti
Planet tersebut berada pada jarak paling jauh dengan Bumi.
e. Susunan Tata Surya
Tata surya (Solar System) terdiri dari matahari, planet, serta
benda-benda langit lainnya seperti satelit, komet, meteor, dan asteroid. Tata
surya dipercaya terbentuk sejak 4.600 juta tahun yang lalu, yang merupakan
hasil penggumpalan gas debu di angkasa yang membentuk matahari dan kemudian
planet-planet yang mengelilingi matahari. Matahari mengandung sekitar 99,87%
bahan pembentuk seluruh tata surya. Ada dua paham yang berhubungan dengan tata
surya, yaitu paham geosentris dan paham heliosentris. Paham geosentris
dikembangkan oleh Claudius Ptolemaeus (Ptolemy) sekitar tahun 150 T.M. Menurut
paham geosentris, bumi merupakan pusat dari jagad raya. Bulan berputar
mengelilingi bumi dengan orbit yang paling dekat, sementara bintang-bintang
terletak pada bulatan angkasa yang besar dan berputar pada orbit yang paling
jauh.
Sistem
Tata Surya Heliosentris
Paham
geosentris bertahan hingga abad ke-16. Baru pada sekitar tahun 1543 terjadi
revolusi ilmiah besar-besaran yang dilakukan oleh Copernicus. Copernicus
menggantikan paham geosentris dengan paham baru yang disebut paham
heliosentris. Menurut paham heliosentris, yang menjadi pusat jagat raya
bukanlah bumi, melainkan matahari. Matahari berada pada pusat alam semesta,
sedangkan bumi beserta planet-planet yang lainnya bergerak mengelilingi
matahari pada orbitnya masing-masing. Paham heliosentris mendapat dukungan dari
Kepler. Pada tahun 1609 Kepler mendukung gagasan tersebut dengan mengemukakan
tiga hukumnya yang selain menyebutkan bahwa matahari sebagai pusat dari tata surya, juga memperbaiki orbit planet
menjadi elips. Pada tahun yang sama Galileo menemukan teleskop. Melalui
pengamatan dengan teleskop Ia menarik kesimpulan bahwa yang menjadi pusat tata
surya bukan bumi, melainkan matahari. Penemuan teleskop oleh Galileo tidak
hanya menguatkan paham heliosentris dari Copernicus, tetapi membuka lembaran
baru dalam perkembangan ilmu astronomi.
Istilah planet di ambil dari bahasa Yunani Asteres Planetai yang berarti bintang pengelana. Hal ini disebabkan karena planet dari waktu ke waktu selalu berkelana (berpindah-pindah) dari rasi bintang satu ke rasi bintang lainnya. Menurut terminologi astronomi, planet merupakan benda langit dengan ukuran relatif besar yang mengelilingi matahari. Planet tidak dikategorikan sebagai bintang, karena planet merupakan salah satu benda langit padat yang tidak bercahaya dan berevolusi (berputar) mengelilingi matahari. Planet hanya menerima cahaya dari matahari, kemudian cahaya itu dipantulkan kembali. Lintasan planet mengelilingi matahari tidak bulat, melainkan berbentuk telur. Menurut IAU (International Astronomi Union), sampai saat ini telah dikenal sembilan planet, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Meskipun akhir-akhir ini telah ditemukan beberapa objek yang dapat dianggap sebagai planet, hal ini masih mengandung kontroversi di kalangan astronom, dan IUA sendiri belum memutuskan hasilnya. Diperkirakan IAU akan memutuskan masalah ini pada pertengan tahun 2006.Berikut ini dijelaskan satu persatu mengenai planet-planet sebagai anggota tata surya:
Istilah planet di ambil dari bahasa Yunani Asteres Planetai yang berarti bintang pengelana. Hal ini disebabkan karena planet dari waktu ke waktu selalu berkelana (berpindah-pindah) dari rasi bintang satu ke rasi bintang lainnya. Menurut terminologi astronomi, planet merupakan benda langit dengan ukuran relatif besar yang mengelilingi matahari. Planet tidak dikategorikan sebagai bintang, karena planet merupakan salah satu benda langit padat yang tidak bercahaya dan berevolusi (berputar) mengelilingi matahari. Planet hanya menerima cahaya dari matahari, kemudian cahaya itu dipantulkan kembali. Lintasan planet mengelilingi matahari tidak bulat, melainkan berbentuk telur. Menurut IAU (International Astronomi Union), sampai saat ini telah dikenal sembilan planet, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Meskipun akhir-akhir ini telah ditemukan beberapa objek yang dapat dianggap sebagai planet, hal ini masih mengandung kontroversi di kalangan astronom, dan IUA sendiri belum memutuskan hasilnya. Diperkirakan IAU akan memutuskan masalah ini pada pertengan tahun 2006.Berikut ini dijelaskan satu persatu mengenai planet-planet sebagai anggota tata surya:
a)
Matahari
Matahari
ialah suatu bola gas pijar yang terdiri dari 49% atom hidrogen (H) dan 5,6%
atom helium (He), serta sisanya campuran unsur-unsur karbon (C) dan atom
lainnya. Bentuk matahari ternyata tidak bulat benar. Ia mempunyai semacam
ekuatoe dan kutub, karena gerak rotasinya. Garis tengah ekuatorialnya 864.000
mil, sedangkan garis tengah antarkutubnya 43 mil lebih pendek. Matahari juga
merupakan tata surya yang paling besar karena 98% massa tata surya terkumpul
pada matahari. Di samping sebagai pusat peredaran, matahari juga merupakan
sumber-sumber tenaga di lingkungan tata surya. Matahari terdiri dari inti dan
tiga lapisan kulit, masing-maisng fotosfer,
kromosfer dan korona. Menurut perhitungan para pakar, temperatur di permukaan
matahari sekitar 6.0000 C. jenis batuan atau logam apa pun yang kita
kenal di bumi akan lebur pada tempera tur setinggi itu. Temperatur tertinggi
terletak di bagian tengahnya, yang diperkirakan tidak kurang dari 25 juta 0C.
Lapisan bola matahari bagian dalam disebut fotosfer
(bahasa Yunani, photos: cahaya, sphera:
bola), yang artinya bola bercahaya memancar, radiasi
fotosfer sangat kuat pad agelombang tampak mata. Sedangkan atmosfer bumi dapat
meloloskan panjang gelombang tampak mata. Mata manusia sangat sensitif terhadap
panjang gelombang tampak mata ini. Fotosfer tebalnya kira-kira 220 mil. Kromosfer (bahasa Yunani, chromos; warna,
sphera: bola). merupakan lapisan luar dari fotosfer. Warnanya kemerahan
berasal dari hidrogen yang berpijar. Lapisan ini mempunyai lidah-lidah api yang
menjilat ke laur. Tebal kromosger kira-kira 9.000 mil. Lapisan lebih luar dari
kromosfer ialah korona. Korona berupa sinar kemilauan yang tebalnya
kadang-kadang meleihi garis tengah matahari itu sendiri. Korona tampak jelas
(berwarna putih perak) mengelilingi matahari pada waktu terjadi gerhana
matahari, karena fotosfer dan kromosfer terhalang oleh bulan. Matahari sangat
penting bagi kehidupan di muka bumi karena :
·
Merupakan sumber energi (sinar
panas). Energi yang terkandung dalam batu bara dan minyak bumi sebenarnya juga
berasal dari matahari;
·
Mengontrol stabilitas peredaran bumi
yang juga berarti mengontrol terjadinya siang dan malam, bulan, tahun serta
mengontrol peredarana planet lainnya.
b)
Planet
Merkurius
Merkurius merupakan Planet
paling dekat dengan Matahari, jarak rata-ratanya hanya sekitar 57,8 juta km.
Akibatnya, suhu udara pada siang hari sangat panas (mencapai 4000C), sedangkan
malam hari sangat dingin (mencapai -2000 C). Perbedaan suhu harian yang sangat
besar disebabkan Planet ini tidak mempunyai atmosfer. Merkurius berukuran
paling kecil, garis tengahnya hanya 4.850 km hampir sama dengan ukuran bulan
(diameter 3.476 km). Planet ini beredar mengelilingi matahari dalam suatu orbit
eliptis (lonjong) dengan periode revolusinya sekitar 88 hari, sedangkan periode
rotasinya sekitar 59 hari. Mirip dengan Bulan, Merkurius mempunyai banyak kawah dan juga tidak
mempunyai satelit alami serta atmosfir. Merkurius mempunyai inti besi yang
menciptakan sebuah medan magnet dengan kekuatan 0.1% dari kekuatan medan magnet
bumi. Suhu permukaan dari Merkurius berkisar antara 90 sampai 700 Kelvin (-180
sampai 430 derajat Celcius). Pengamatan
tercatat dari Merkurius paling awal dimulai dari zaman orang Sumeria pada
milenium ke tiga sebelum masehi. Bangsa Romawi menamakan planet ini dengan nama
salah satu dari dewa mereka, Merkurius (dikenal juga sebagai Hermes pada
mitologi Yunani dan Nabu pada mitologi Babilonia). Lambang astronomis untuk
merkurius adalah abstraksi dari kepala Merkurius sang dewa dengan topi bersayap
diatas caduceus. Orang Yunani pada zaman Hesiod menamai Merkurius Stilbon dan
Hermaon karena sebelum abad ke lima sebelum masehi mereka mengira bahwa
Merkurius itu adalah dua benda antariksa yang berbeda, yang satu hanya tampak
pada saat matahari terbit dan yang satunya lagi hanya tampak pada saat matahari
terbenam. Di India, Merkurius dinamai Budha, anak dari Candra sang bulan. Di
budaya Tiongkok, Korea, Jepang dan Vietnam, Merkurius dinamakan "bintang
air". Orang-orang Ibrani menamakannya Kokhav Hamah, "bintang dari
yang panas" ("yang panas" maksudnya matahari). Diameter
Merkurius 40% lebih kecil daripada Bumi (4879,4 km), dan 40% lebih besar
daripada Bulan. Ukurannya juga lebih kecil (walaupun lebih padat) daripada
bulan Jupiter, Ganymede dan bulan Saturnus, Titan.
c)
Planet
Venus
Venus
merupakan planet yang letaknya paling dekat ke bumi, yaitu sekitar 42 juta km,
sehingga dapat terlihat jelas dari bumi sebagai suatu noktah kecil yang sangat
terang dan berkilauan menyerupai bintang pada pagi atau senja hari. Venus
sering disebut sebagai bintang kejora pada saat Planet Venus berada pada posisi
elongasi barat dan bintang senja pada waktu elongasi timur. Kecemerlangan
planet Venus disebabkan pula oleh adanya atmosfer berupa awan putih yang
menyelubunginya dan berfungsi memantulkan cahaya matahari. Jarak rata-rata Venus ke matahari sekitar 108
juta km, diselubungi atmosfer yang sangat tebal terdiri atas gas karbondioksida
dan sulfat, sehingga pada siang hari suhunya dapat mencapai 4770 C, sedangkan
pada malam hari suhunya tetap tinggi karena panas yang diterima tertahan
atmosfer. Diameter planet Venus sekitar 12.140 km, periode rotasinya sekitar
244 hari dengan arah sesuai jarum jam, dan periode revolusinya sekitar 225
hari. Atmosfer Venus mengandung
97% karbondioksida (CO2) dan 3% nitrogen, sehingga hampir tidak mungkin
terdapat kehidupan. Arah rotasi Venus berlawanan dengan arah rotasi
planet-planet lain. Selain itu, jangka waktu rotasi Venus lebih lama daripada
jangka waktu revolusinya dalam mengelilingi matahari. Kandungan atmosfernya
yang pekat dengan CO2 menyebabkan suhu permukaannya sangat tinggi akibat efek
rumah kaca. Atmosfer Venus tebal dan selalu diselubungi oleh awan. Pakar
astrobiologi berspekulasi bahwa pada lapisan awan Venus termobakteri tertentu
masih dapat melangsungkan kehidupan.
d)
Planet
Bumi (The Earth)
Bumi merupakan planet yang
berada pada urutan ketiga dari matahari. Jarak rata-ratanya ke matahari sekitar
150 juta km, periode revolusinya sekitar 365,25 hari, dan periode rotasinya
sekitar 23 jam 56 menit dengan arah barat-timur. Planet bumi mempunyai satu
satelit alam yang selalu beredar mengelilingi bumi yaitu Bulan (The Moon).
Diameter Bumi sekitar 12.756 km hampir sama dengan diameter Planet Venus. Lapisan ozon, setinggi 50 kilometer, berada
di lapisan stratosfer dan mesosfer dan melindungi bumi dari sinar ultraungu.
Perbedaan suhu permukaan bumi adalah antara -70 °C hingga 55 °C bergantung pada
iklim setempat. Sehari dibagi menjadi 24 jam dan setahun di bumi sama dengan
365,2425 hari. Bumi mempunyai massa seberat 59.760 miliar ton, dengan luas
permukaan 510 juta kilometer persegi. Berat jenis Bumi (sekitar 5.500 kilogram
per meter kubik) digunakan sebagai unit perbandingan berat jenis planet yang
lain. Kerak bumi lebih tipis di
dasar laut yaitu sekitar 5 kilometer. Kerak bumi terbagi kepada beberapa bagian
dan bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng (teori Continental Drift) yang
menghasilkan gempa bumi. Titik tertinggi di permukaan bumi adalah gunung
Everest setinggi 8.848 meter dan titik terdalam adalah palung Mariana di
samudra Pasifik dengan kedalaman 10.924 meter. Danau terdalam adalah Danau
Baikal dengan kedalaman 1.637 meter, sedangkan danau terbesar adalah Laut
Kaspia dengan luas 394.299 km2.
e)
Planet
Mars
Mars
merupakan planet luar (eksterior planet) yang paling dekat ke bumi. Planet ini
tampak sangat jelas dari bumi setiap 2 tahun 2 bulan sekali yaitu pada
kedudukan oposisi. Sebab saat itu jaraknya hanya sekitar 56 juta km dari bumi,
sehingga merupakan satu-satunya planet yang bagian permukaannya dapat diamati
dari bumi dengan mempergunakan teleskop, sedangkan planet lain terlalu sulit
diamati karena diselubungi oleh gas berupa awan tebal selain jaraknya yang
terlalu jauh. Di planet Mars, terdapat sebuah fitur unik di daerah Cydonia
Mensae. Fitur ini merupakan sebuah perbukitan yang bila dilihat dari atas
nampak sebagai sebuah wajah manusia. Banyak orang yang menganggapnya sebagai
sebuah bukti dari peradaban yang telah lama musnah di Mars, walaupun di masa kini,
telah terbukti bahwa fitur tersebut hanyalah sebuah kenampakan alam biasa. Berdasarkan
pengamatan orbit dan pemeriksaan terhadap kumpulan meteorit Mars, permukaan
Mars terdiri dari basalt. Beberapa bukti menunjukkan bahwa sebagian permukaan
Mars memunyai silika yang lebih kaya daripada basalt biasa, dan mungkin mirip
dengan batu-batu andesitik di Bumi; namun, hasil-hasil pengamatan tersebut juga
dapat dijelaskan dengan kaca silika. Sebagian besar permukaan Mars dilapisi
oleh debu besi (III) oksida yang memberinya kenampakan merah. Keadaan di Mars
paling mirip dengan bumi, sehingga memungkinkan terdapatnya kehidupan. Karena
itu, para astronom lebih banyak menghabiskan waktu mempelajari Mars daripada
planet lain. Jarak rata-rata ke Matahari sekitar 228 juta km, periode
revolusinya sekitar 687 hari, sedangkan periode rotasi sekitar 24 jam 37 menit.
Diameter planet sekitar setengah dari diameter bumi (6.790 km), diselimuti
lapisan atmosfer yang tipis, dengan suhu udara relatif lebih rendah daripada
suhu udara di bumi. Planet Mars mempunyai dua satelit alam, yakni Phobos dan
Deimos.
f)
Planet
Jupiter
Jupiter
merupakan planet terbesar di tata surya, diameter sekitar 142.600 km, terdiri
atas materi dengan tingkat kerapatannya rendah, terutama hidrogen dan helium. Jarak
rata-ratanya ke matahari sekitar 778 juta km, berotasi pada sumbunya dengan
sangat cepat yakni sekitar 9 jam 50 menit, sedangkan periode revolusinya
sekitar 11,9 tahun. Planet Jupiter mempunyai satelit alam yang jumlahnya paling
banyak yaitu sekitar 13 satelit, di antaranya terdapat beberapa satelit yang
ukurannya besar yaitu Ganimedes, Calisto, Galilea, Io dan Europa. Yupiter
memiliki cincin yang sangat tipis ,berwarna hampir sama dengan atmosfernya dan
sedikit memantulkan cahaya matahari. Cincin Yupiter terbentuk atas materi yang
gelap kemerah-merahan. Materi pembentuknya bukanlah dari es seperti Saturnus
melainkan ialah batuan dan pecahan-pecahan debu. Setelah diteliti, cincin
Yupiter merupakan hasil dari gagal terbentuknya satelit Yupiter.
g)
Planet Saturnus
Saturnus
merupakan planet terbesar ke dua setelah Jupiter, diameternya sekitar 120.200
km, periode rotasinya sekitar 10 jam 14 menit, dan revolusinya sekitar 29,5
tahun. Planet ini mempunyai tiga cincin tipis yang arahnya selalu sejajar
dengan ekuatornya, yaitu Cincin Luar (diameter 273.600 km), Cincin Tengah
(diameter 152.000 km), dan Cincin Dalam (diameter 160.000 km). Antara Cincin
Dalam dengan permukaan Saturnus dipisahkan oleh ruang kosong yang berjarak
sekitar 11.265 km. Planet Saturnus mempunyai atmosfer sangat rapat terdiri atas
hidrogen, helium, metana, dan amoniak. Planet Saturnus mempunyai satelit alam
berjumlah sekitar 11 satelit, diantaranya Titan, Rhea, Thetys, dan Dione. Saturnus
memiliki kerapatan yang rendah karena sebagian besar zat penyusunnya berupa gas
dan cairan. Inti Saturnus diperkirakan terdiri dari batuan padat dengan
atmosfer tersusun atas gas amonia dan metana, hal ini tidak memungkinkan adanya
kehidupan di Saturnus. Cincin
Saturnus sangat unik, terdiri beribu-ribu cincin yang mengelilingi planet ini.
Bahan pembentuk cincin ini masih belum diketahui. Para ilmuwan berpendapat,
cincin itu tidak mungkin terbuat dari lempengan padat karena akan hancur oleh
gaya sentrifugal. Namun, tidak mungkin juga terbuat dari zat cair karena gaya
sentrifugal akan mengakibatkan timbulnya gelombang. Jadi, sejauh ini,
diperkirakan yang paling mungkin membentuk cincin-cincin itu adalah
bongkahan-bongkahan es meteorit. Hingga 2006, Saturnus diketahui memiliki 56
buah satelit alami. Tujuh di antaranya cukup masif untuk dapat runtuh berbentuk
bola di bawah gaya gravitasinya sendiri. Mereka adalah Mimas, Enceladus,
Tethys, Dione, Rhea, Titan (Satelit terbesar dengan ukuran lebih besar dari
planet Merkurius) dan Iapetus.
h)
Planet
Uranus
Uranus mempunyai diameter
49.000 km hampir empat kali lipat diameter bumi. Periode revolusinya sekitar 84
tahun, sedangkan rotasinya sekitar 10 jam 49 menit. Berbeda dengan planet
lainnya, sumbu rotasi pada planet ini searah dengan arah datangnya sinar
matahari, sehingga kutubnya seringkali menghadap ke arah matahari. Atmosfernya
dipenuhi hidrogen, helium dan metana. Di luar batas atmosfer, Planet Uranus
terdapat lima satelit alam yang mengelilinginya, yaitu Miranda, Ariel, Umbriel,
Titania, dan Oberon. Jarak rata-rata ke matahari sekitar 2.870 juta km. Planet
inipun merupakan planet raksasa yang sebagian besar massanya berupa gas dan
bercincin, ketebalan cincinnya hanya sekitar 1 meter terdiri atas
partikel-partikel gas yang sangat tipis dan redup. Uranus komposisinya sama
dengan Neptunus dan keduanya mempunyai komposisi yang berbeda dari raksasa gas
yang lebih besar, Jupiter dan Saturn. Karenanya, para astronom kadang-kadang
menempatkannya dalam kategori yang berbeda, "raksasa es". Atmosfer
Uranus, yang sama dengan Jupiter dan Saturnus karena terutama terdiri dari
hidrogen dan helium, mengandung banyak "es" seperti air, amonia dan
metana, bersama dengan jejak hidrokarbon. Atmosfernya itu adalah atmofer yang
terdingin dalam Tata Surya, dengan suhu terendah 49 K (−224 °C). Atmosfer
planet itu punya struktur awan berlapis-lapis dan kompleks dan dianggap bahwa
awan terendah terdiri atas air dan lapisan awan teratas diperkirakan terdiri
dari metana. Kontras dengan itu, interior Uranus terutama terdiri atas es dan
bebatuan.
i)
Planet
Neptunus
Neptunus merupakan planet
superior dengan diameter 50.200 km, letaknya paling jauh dari matahari. Jarak
rata-rata ke matahari sekitar 4.497 juta km. Periode revolusinya sekitar 164,8
tahun, sedangkan periode rotasinya sekitar 15 jam 48 menit. Atmosfer Neptunus
dipenuhi oleh hidrogen, helium, metana, dan amoniak yang lebih padat
dibandingkan dengan Jupiter dan Saturnus. Satelit alam yang beredar
mengelilingi Neptunus ada dua, yaitu Triton dan Nereid. Planet Neptunus
mempunyai dua cincin utama dan dua cincin redup di bagian dalam yang mempunyai
lebar sekitar 15 km.Komposisi penyusun planet ini adalah besi dan unsur berat
lainnya. Planet Neptunus memiliki 8 buah satelit, di antaranya Triton, Proteus,
Nereid dan Larissa.
j)
Planet Pluto
Pluto merupakan
planet yang jaraknya paling jauh dari matahari, yaitu 5920 juta kilometer, dan
merupakan planet paling kecil dalam tata
surya. Keberadaan planet Pluto masih diragukan oleh beberapa ahli astronomi,
dan mereka menganggap Pluto sebagai sebuah satelit Neptunus yang terlepas.
Meskipun demikian, planet Pluto dapat berotasi dengan waktu rotasi 6,3 hari,
dan berevolusi selama 248 tahun. Planet
ini sekarang sudah hilang,atau menghilang dari tata surya.
D.
Macam-Macam Benda
Langit
a. Asteroida atau Planetoida
Pada tahun
1801, piazzi seorang astronom Italia melalui pengamatan teleskopnya, menemukan
benda langit yang berdiameter 500 mil atau ± 900 km
(bulan berdiameter 2.160 mil atau 3.000 km) beredar mengelilingi matahari. Pada
masa ini, benda semacam itu telah diketahui sebanyak ± 2.000 buah, berbentuk bulat-bulat
kecil, yang terbesar disebut ceres dengan diameter 750 km. benda-benda langit
yang terkecil yang bisa diamati adalah yang berdiamter 1 mil. Kelompok benda
langit ini disebut planetoida atau bukan planet untuk membedakannya dengan
sembilan planet utama. Bila seluruh massa planetoida ini dikumpulkan, jumlahnya
tidak lebih dari 2% dari massa bulan.
b. Komet atau Bintang Berekor
Meskipun
komet disebut sebagai bintang berekor, komet bukan tergolong bintang alam dalam
arti yang seb enarnya.
Komet merupakan anggota tata surya yang beredar mengelilingi matahari dan menerima
energinya dari matahari. Komet sebenarnya merupakan kumpulan bungkahan batu
yang diselubungi oleh kabut gas. Diameter komet termasuk selubung gasnya ± 100.000 km,
sedangkan diameter inti yang berupa bungkah-bungkah batu sebagian dipantulkan,
sedang lainnya berupa sinar ultra violet akan bereksitasi pad agas yang
menyelubungi komet. Akibat eksitasi ini akan terjadi resonansi atau fluoresce nsi, dan gas akan berpendar memancarkan cahaya.
Akibat tekanan cahaya matahari, gas pendar ini akan terdorong menjauhi matahari
maka terbentuklah ekor komet. Karena komet selalu menjauhi matahari maka jika
komet mendekati matahari, ekornya dibelakang dan di depan sewaktu menjauhinya.
c. Meteor
Meteor
adalah benda angkasa yang tidak mengeluarkan cahayanya sendiri, tetapi dia
bukan binatang. Jadi, semacam benda-benda planetoida yang mungkin saja datang
dari luar tata surya. Meteor berupa
batu-batu kecil yang bergaris tengah antara 0,2-05 mm dan massanya tidak lebih
dari 1 gram. Meteor ini semacam debu angkasa yang bergerak dengan kecepatan
rata-rata 60 km/detik atau 60 x 60 x 60 km per jam.
d. Satelit
Satelit
merupakan pengiring planet. Satelit beredar mengelilingi planet dan
bersama-sama beredar mengelilingi matahari. Peredaran satelit mengelilingi
planet disebut gerak revolusi satelit. Di samping itu, satelit juga melakukan
gerak rotasi, yaitu beredar mengelilingi sumbunya sendiri. Pada umumnya, arah
rotasi revolusi satelit sama dengan arah rotasi dan revolusi planetnya, yaitu
dari Barat ke Timur kecuali satelit dari
planet Neptunus. Planet yang telah diketahui tidak mempunyai satelit adalah
Merkurius, Venus, maupun pluto. Pluto
merupakan satu satunya satelit dari planet bumi. Kala rotasi bulan
adalah satu hari, sedang kala
revolusinya satu bulan. Karena kala rotasi bulan sama dengan kala rotasi
bumi, mengakibatkan permukaan bulan yang menghadap ke bumi selalu tetap. Jarak
antara bumi dengan bulan, kurang lebih
384.403 km dan merupakan benda langit yang paling dekat terhadap bumi jika
dibandingkan bumi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar